Bontang Kaltim Jadi Pilot Project Wolbachia, Bakal Melepas Jutaan Nyamuk Wolbachia

Nyamuk Wolbachia itu digadang-gadang bisa menekan tran kasus DBD

BONTANG, Kalimantan Timur | Faktadetail.com– Dinas Kesehatan Bontang bakal melepas jutaan Nyamuk Wolbachia.

Nyamuk Wolbachia itu digadang-gadang bisa menekan tran kasus DBD di Bontang. 

Kepala Dinas Kesehatan ( Kadinkes  ) Bontang, dr Toetoek Pribadi mengatakan, penanganan kasus DBD di Bontang nanti akan menggunakan skema baru.

Skema penanganan DBD ini dinamai Wolbachia Projects.

Saat ini Bontang ditunjuk menjadi Pilot Project atas percobaan Metode baru dalam melenyapkan DBD. Dalam projects ini, secara sederhana Pemerintah bakal menyebar Varian Nyamuk Wolbachia. 

Nyamuk itu kemudian akan kawin silang dengan Nyamuk Aedes, dimana Nyamuk Aedes diketahui yang menyebarkan DBD. 

Bila berhasil, Virus Nyamuk DBD akan lumpuh dan tidak bisa menyebarkan penyakit demam berdarah lagi. 

“Bontang terpilih sebagai Pilot Projek. Nyamuk Aedes Aegepty kawin dengan Nyamuk Wolbachia dan menelurkan jentik. Nanti jentik itu akan ber-wolbachia. Jadi tidak perlu lagi Fogging dan pakai Abate,” jelas dr.Toetoek Pribadi, 5-5-2023. 

Penanganan Wolbachia sebelumnya telah uji coba di 2 kota di Indonesia, yakni Bantul dan Yogyakarta dengan hasil yang memuaskan. 

Sehingga untuk memantapkan program ini, Dinkes Bontang terlebih dulu melakukan Studi Banding ke Yogjakarta. 

Menurut dr.Toetoek Pribadi, Bontang sebagai Kota Endemik DBD sangat cocok untuk menerapkan metode ini. 

Dari data kasus DBD diawal tahun 2023, periode Januari hingga April, tercatat ada 119 kasus yang tersebar di 15 kelurahan di Bontang. 

“Tahun ini akan berjalan Projek ini. Bontang cocok terapkan skema ini karena kasus DBD nya juga tinggi,” beber Kadinkes Bontang

.

Sementara Ahli Muda Epidemiologi Dinas Kesehatan Bontang, Adi Permana mengatakan, jentik nyamuk Wolbachia akan dikirim dulu ke Yogyakarta sebelum dilepas.

“Jadi kita bawa telur nyamuk yang ada bakteri Wolbachia dari Yogyakarta ke Bontang untuk diteliti,” ungkpa  Adi Permana kepada awak media.

Menurut Adi Permana, dilansir dari TribunKaltim.co, gerakan ini dinilai harus dilakukan masif dengan rutin, menjaga lingkungan serta menerapkan pola hidup sehat. 

“Alternatif menggunakan fooging sudah tidak relevan lagi. Sehingga metode baru ini harus dilakukan,” tutur Adi Permana

Editor : Budiman S Faktadetail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *