Kasus Penyakit Menular Cacar Monyet ( Monkeypox ) Terkonfirmasi Bertambah Di Indonesia

Gambar Ilustrasi Cacar Monyet ( Monkeypox )

Pasien terkonfirmasi Monkeypox ( cacar monyet ) adalah mayoritas laki-laki usia produktif atau sekitar 71 persen berusia 25-29 tahun. Sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun. Berdasarkan hasil penelusuran diketahui enam pasien Monkeypox ( cacar monyet ) juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi Biseksual

JAKARTA | Faktadetail.com Kasus cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia bertambah. Berdasarkan data harian per 22 Oktober 2023, kasus konfirmasi dilaporkan bertambah menjadi tujuh kasus

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan jumlah tersebut sejak pertama kali dilaporkan pada 13 Oktober 2023 atau delapan kasus sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022.

Dilansir InfoPublik Selasa (24/10/2023). “Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan tujuh kasus konfirmasi Monkeypox ( cacar monyet ) di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” kata Maxi

Total kasus Monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Rinciannya satu kasus dari Jatinegara, Mampang satu kasus, Kebayoran Lama satu kasus, Setiabudi dua kasus, Grogol Petamburan satu kasus, dan Kembangan satu kasus.

Data yang sama menunjukkan seluruh pasien terkonfirmasi Monkeypox adalah mayoritas laki-laki usia produktif atau sekitar 71 persen berusia 25-29 tahun. Sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Berdasarkan hasil penelusuran diketahui enam pasien Monkeypox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi Biseksual.

Maxi mengungkapkan saat ini seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.

“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” kata Maxi.

Ia juga membeberkan pasien Monkeypox memiliki faktor prilaku seks beresiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Penularan terjadi dari manusia ke manusia karena kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *