Jakarta | Faktadetail.com – Taiwan mengatakan menemukan kandungan etilen oksida yang melebihi batas pada dua produk mie instan yang dinilai bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
Sebagaimana diketahui, dua produk ini masing-masing satu berasal dari Indonesia dan satu lagi produk Malaysia.
Dilansir dari Taiwan News, Departemen Kesehatan Pemerintah Kota Taipei melakukan inspeksi secara acak terhadap 30 produk mie instan yang ada di supermarket, toko, pasar tradisional, toko penjualan umum, toko makanan Asia Tenggara, dan Importir Grosir.
Dari hasil inspeksi tersebut, mereka menemukan satu produk dari Malaysia dan satu dari Indonesia dengan kandungan etilen oksida dalam kadar yang berlebih.
Menurut National Cancer, bahan etilen oksida dapat meningkatkan risiko limfoma, leukimia, kanker perut, hingga kanker payudara.
Kedua negara itu telah melslakukan penarikan produk dari pasaran dan terhadap para importir produk akan dikenakan denda NT$ 60 ribu sampai 200 juta, atau setara Rp 29 juta sampai Rp98 miliar.
“Dari hasil Pengujian terungkap bahwa etilen oksida terdeteksi pada mie dan dalam bumbu dari produk Malaysia.Dan dari produk mie Indomie Indonesia hanya pada paket bumbu,” kata Departemen Kesehatan Taipei, Taiwan, diberitakan media Taiwan The Star.
Berdasarkan temuan tersebut, Kementerian Kesehatan Malaysia memerintahkan penarikan dua batch mi instan yang sama, merujuk pada hasil temuan zat pemicu kanker oleh otoritas kesehatan di Taiwan.
“Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan produsen untuk secara sukarela menarik mi instan yang habis masa berlakunya pada 25 Agustus 2023 dari pasar lokal,” kata Ditjen Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan, dikutip dari The Star.
“Kementerian telah mengeluarkan perintah Tahan, Tes dan Rilis untuk produk-produk tersebut di semua titik masuk ke dalam negeri. Kementerian juga telah menginstruksikan perusahaan untuk secara sukarela menarik kembali produk tersebut dari pasar,” tambahnya dalam rilisnya.
Etilen Oksida adalah bahan yang dimanfaatkan sebagai fumigan untuk pangan dan tekstil, untuk sterilisasi peralatan kedokteran (keperluan operasi), sebagai fungisida pertanian (secara komersial sebagai campuran dengan gas inert).
Etilen Oksida juga digunakan dalam sintesis organik, khususnya dalam produksi etilen glikol dan sebagai bahan baku pembuatan akrilonitril serta surfaktan non-ionik.
Jika terhirup, paparan etilen oksida yang berlebihan dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan, efek terhadap susunan saraf pusat, pusing, kejang dan koma, efek pada darah, kerusakan paru, edema paru yang tertunda, dan kanker.
Kemudian, jika sampai tertelan dalam jangka waktu pendek, paparan etilen oksida dikaitkan dengan efek karsinogenik dan reproduktif, aborsi spontan, keracunan saraf dan penurunan tingkat kesuburan pada hewan jantan dan kematian janin, serta perubahan mutagenik.
Jika terjadi kontak bahan etilen oksida dengan mata, dalam paparan jangka pendek, akan timbul iritasi kornea mata, terluka bila bersentuhan dengan cairan bahan. Kemungkinan lainnya, juga dapat menyebabkan katarak. ( Red )
Editor : Budiman S Faktadetail.com