Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Peringati Sosok Ki Hajar Dewantara

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei ini bertepatan dengan lahirnya Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara.


Jakarta | Faktadetail.com – Indonesia memiliki Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei, meski peringatan ini tidak ditandai dengan libur nasional.

Pada tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan Tema Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah ‘Bergerak Bersama Semarakkan ‘Merdeka Belajar’.

Bertepatan dengan peringatan Hardiknas, Kemendikbudristek juga mencanangkan Bulan Merdeka Belajar. Kemendikbudristek mengimbau seluruh instansi pusat dan daerah untuk ikut memperingati Hari Pendidikan Nasional 2023.

Selain itu, akan ada pula upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional pada Selasa, 2 Mei 2023 pukul 08.00 WIB secara tatap muka di Kemendikbudristek dan instansi lainnya.


Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang diperingati 2 Mei setiap tahunnya. (Dok. pnri.go.id/Ki Hadjar Dewantara)


Terlepas dari peringatan dan tema Hari Pendidikan Nasional pada tahun ini, tahukah kamu latar belakang diperingatinya Hari Pendidikan Nasional ? Berikut sejarahnya.

Hari Pendidikan Nasional atau disingkat Hardiknas merupakan hari yang ditetapkan pemerintah untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara, tokoh penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia sejak masa penjajahan.

Pemerintah telah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Tanggal 2 Mei sendiri merupakan hari kelahiran Ki Hajar Dewantara.

Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pemerintah menetapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei, meski bukan hari libur.

Pria yang lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Suryaningrat itu menjadi sosok penting bagi kemajuan pendidikan Indonesia.

Sebab dirinya berani mengkritik pemerintah Hindia Belanda karena hanya memberi akses pendidikan bagi keturunan Belanda dan kaum priyayi.

Padahal, menurutnya, akses pendidikan merupakan hak semua orang. Lebih dari itu, melalui pendidikan pula, Indonesia bisa menjadi bangsa yang cerdas, mandiri, dan bebas dari penjajahan.

Sayangnya, kritiknya itu membuat Ki Hajar Dewantara jadi diasingkan ke Belanda bersama Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo.


Sepulangnya dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan ‘Tiga Serangkai’ bersama kedua temannya itu. Lalu, mendirikan lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa.


Ki Hajar Dewantara kemudian membentuk tiga semboyan yang diterapkan dalam Sistem Pendidikan Indonesia sebagai berikut :.

Ing Ngarso Sung Tulodo yang berarti “Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik”
Ing Madyo Mangun Karso yang berarti “Di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide”
Tut Wuri Handayani yang berarti “Di belakang, guru harus bisa memberikan dorongan atau arahan”
Demikian sejarah Hari Pendidikan Nasional. Semoga bermanfaat dan selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional tahun 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *