Spektakuler Anggaran Rp.200 Triliun Proyek Jembatan Selat Sunda Terpanjang Di Dunia,Menghubungkan Provinsi Banten Dengan Pulau Sumatera

Desain Jembatan Selat Sunda

JAKARTA | Faktadetail.com – Provinsi Banten dikabarkan akan membangun mega proyek jembatan terpanjang di dunia yang dibangun di atas Selat Sunda yang menghubungan Provinsi Banten dengan Pulau Sumatera.

Dilansir dari situs pu.go.id, menurut pemerintah Jembatan Selat Sunda ini pun dirancang untuk menahan gempa sampai 9 Skala richter (SR).

Selain menjadi infrastruktur transportasi yang penting, jembatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara Banten dan Pulau Sumatera.

Hal ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di kedua daerah dan memfasilitasi arus barang dan orang antar-pulau.

Proyek ini direncanakan akan rampung pada tahun 2025. Namun, sebelum pembangunan dimulai, pemerintah Provinsi Banten akan melakukan studi kelayakan dan memastikan bahwa semua persiapan teknis telah diselesaikan dengan baik.

Jembatan ini dipandang sebagai langkah maju yang penting bagi Provinsi Banten dan Indonesia secara keseluruhan.

Diharapkan bahwa proyek ini akan membuka peluang baru dalam sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Dengan dana yang telah disiapkan dan komitmen pemerintah, harapannya jembatan ini akan menjadi landmark yang mengesankan dan memperkuat konektivitas antara Banten dan Pulau Sumatera.

Provinsi Banten, yang terletak di bagian barat pulau Jawa, telah mengumumkan rencana ambisius untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia.

Proyek ini diharapkan akan menjadi simbol baru bagi wilayah ini dan juga membawa manfaat ekonomi yang signifikan.

Pemerintah Provinsi Banten telah mengalokasikan dana sebesar Rp 200 triliun untuk mendanai pembangunan jembatan tersebut.

Dana ini akan digunakan untuk membeli material, mempekerjakan tenaga kerja dan membiayai seluruh proses konstruksi.

Jembatan ini direncanakan akan melintasi Selat Sunda, menghubungkan Banten dengan Pulau Sumatera.

Targetnya, pembangunan jembatan ini akan rampung pada tahun 2025 mendatang.

Hadirnya jembatan ini juga membuktikan komitmen pemerintah terkait infrastruktur di Indonesia.

Diketahui, Jembatan Selat Sunda telah direncanakan sejak jaman Soekarno, dan terus digaungkan di era presiden-presiden selanjutnya. Namun di era Jokowi, rencana mega proyek ini ditolak oleh Jokowi. Apa alasannya?

Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah salah satu rencana besar proyek pembangunan jembatan yang pernah digulirkan diatas Selat Sunda sebagai penghubung antara pulau Jawa.dan Pulau Sumatera jembatan ini direncanakan sepanjang 27-30 KM melintasi Palung Laut Selat Sunda terhubung dengan tipe jembatan laying, jembatan suspensi dan Jalan darah di atas Pulau Ular Pulau Sangiang dan Pulau Panjurit.

Jembatan ini dirancang dapat menahan gempa sampai 9 skala Richter. Ide jembatan ini berawal dari gagasan Prof. Sedyatmo, seorang guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960 disebut dengan nama Tri Nusa Bimasakti yang berarti penghubung antara tiga pulau; yaitu Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

Pada tahun 1965 Soekarno sebagai presiden RI memerintahkan kepada ITB agar melakukan ujicoba design penghubung dimana hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah terowongan tanel yang pada awal Juni 1989 terselesaikan dan diserahkan kepada Soeharto selaku Presiden RI.

Pada saat itu pada tahun 1997 Soeharto memerintahkan kepada BJ Habibie selaku Menristek agar mengerjakan proyek yang diberi nama trinusa Bimasakti Habibie memerintahkan  guru besar dari ITB Wiratman Wangsadinata.

Agar melakukan riset teknologi jembatan ke Eropa berdasarkan kajian dibutuhkan antara lain 17000 ton baja serta 50.000 tenaga kerja pengelas dengan biaya Rp100 Triliun.

Profesor Wiratman Wangsadinata melakukan pengkajian ujicoba design kembali terhadap perencanaan penghubungan antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.

Pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah jembatan ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah terowongan di bawah dasar laut.

Presiden Soeharto memilih jembatan karena lebih monumental Sedangkan untuk jembatan Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali.

Selain itu, belum terlaksana karena pemerintahan daerah provinsi Bali belum bersedia namun rencana besar ini harus mendekatnya krisis ekonomi pada tahun 1998 lalu pada masa pemerintahan Presiden SBY dilakukan revisi Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005.

Maka dibentuk kembali kelompok studi kelayakan yang terdiri dari 10 teknis tata ruang dan keekonomian serta sosial bahkan proyek jembatan Selat Sunda yang sempat masuk ke dalam masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (mp3ei) tahun 2007.

Club Artha Graha bersama Pemerintah Banten dan Lampung membentuk konsorsium PT Graha Banten Lampung sejahtera yang mayoritas sahamnya dikuasai grup Artha Graha.

Kemudian tahun 2009 konsorsium menyerahkan hasil pra studi kelayakan kepada pemerintah. Sementara itu Institut Teknologi 10 November menolak pembangunan jembatan Selat Sunda.

Meskipun sudah terdapat hasil uji kelayakan Ditambah lagi dengan kebutuhan transportasi yang sangat besar antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo menolak pembangunan jembatan ini.

Dengan alasan karena jika jembatan ini dibangun Kesejahteraan Rakyat sekitar Merak dan bakau Heni akan menjadi sulit tercapai misalnya harga tanah akan naik berkali-kali lipat dari harga semula.

Dan masyarakat sekitar Pelabuhan tidak bisa lagi membuka usaha di pelabuhan karena lalu lintas yang semula mulai melalui Kapal Laut di Pelabuhan Merak dan Bakauheni akan beralih menggunakan jembatan Selat Sunda.

Ditambah lagi jika memang tetap dibangun perkembangan ekonomi Indonesia seolah-olah terpusat hanya pada pulau Sumatera Jawa dan Bali dan tidak sesuai dengan konsep kemaritiman presiden Jokowi.

Belum lagi diperlukan dana investasi yang besar dan teknologi yang tinggi karena akan melewati Palung Selat Sunda dan rawan goncangan gempa karena berdekatan dengan gunung Anak Krakatau gabungan pelaksanaan konstruksi Nasional Indonesia.

Gapensi pada Juni 2019 selalu kembali mengangkat wacana pembangunan proyek jembatan Selat Sunda inisiasi proyek jembatan Selat Sunda dinilai penting untuk mempermudah pasokan barang dari Jawa menuju Sumatera maupun.

Sebaliknya yang saat ini bergantung dari pergerakan kapal penyeberangan Merak Bakauheni namun kembali pemerintah melalui kemenpera mengatakan kalau transportasi penyeberangan Merak Bakauheni masih lancar. Dan dana sebesar itu dapat digunakan untuk membangun bagian Indonesia yang lain.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *