“Korbannya disuruh download aplikasi, mengerjakan tugas, berhasil dikasih duit. Awalnya puluhan ribu ratusan ribu. Disuruh upgrade, kirim ke nomor rekening yang dicantumkan,”. Setelah diupgrade sampai puluhan juta dibuat grup kecil kecil lagi, lebih khusus lagi isinya 5-6 orang, yang jelas puluhan juta,setelah dapat puluhan juta pelakunya kabur melarikan diri.
Jakarta | Faktadetail.com – Polres Metro Depok saat ini sedang melakukan penyelidikan kasus penipuan modus tawaran kerja memencet tombol Like dan Subscribe. Polisi menyebutkan para pelaku merupakan sebuah sindikat.
Polres Metro Depok membenarkan telah banyak menerima laporan terkait kasus serupa yaitu tawaran kerja memencet tobol Like dan Subcribe. Para pelaku saat ini masih dalam pengejaran pihak kepolisian. Kasus ini mencuat setelah salah satu korban curhat di media sosial. Korban mengungkapkan awal mula dirinya tertipu tawaran pekerjaan yang hanya memencet tombol Like dan Subscribe yang ditawarkan pelaku lewat WhatsApp.
Mulanya korban mendapatkan komisi untuk memencet tombol Like dan Subscribe. Tetapi kemudian korban diminta menyerahkan deposit untuk trading di sebuah situs Kripto.
Alih-alih mendapatkan keuntungan yang diinginkan, korban justru tertipu. Salah satu korban inisial SN mengalami kerugian puluhan juta akibat penipuan tersebut, demikian informasi yang dihumpun di Polres Metro Depok.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan pihakya masih melakukan penyelidikan kasus terseut. Pelaku diduga merupakan sebuah sindikat.
“Iya (sudah teridentifikasi). Kemungkinan sindikat,” kata Yogen kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (11/5/2023).
Pelaku Berada di Luar Kota Metro
Yogen Heroes Baruno mengatakan, melalui nomor rekening dan nomor telepon pelaku yang dilaporkan korban, polisi sudah mengetahui keberadaan para pelaku yang tersebar di beberapa wilayah di luar Jakarta. Dari Banjarmasin hingga Cianjur.
“Sudah kita lacak semua, ada 2 atau 3 rekening sama beberapa nomor HP. Sementara di luar kota semua. Macam-macam ada di Banjarmasin, ada di Cianjur,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok.
Meski demikian, lanjut Yogen Heroes Baruno, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut. Pihaknya juga akan mencari tahu apakah data diri yang ada pada nomor telepon dan nomor rekening betul-betul pelaku atau bukan.
“Iya dari nomor rekening dan nomor HP. Tapi kita harus pastikan apakah dia menggunakan identitas yang asli atau palsu,” jelasnya.
Polres Depok Terima Banyak Laporan
Polres Metro Depok menerima banyak laporan polisi terkait penipuan modus kerja pencet tombol Like dan Subscribe. Polisi kini tengah menyelidikinya.
“Jadi di Depok ada beberapa laporan Polisi yang kita terima dengan modus yang sama. Kita pelajari dulu apa yang menjadi cara bertindaknya mereka. Ada banyak sekitar 5 atau 6 (laporan) masih berkembang terus,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno kepada wartawan, Kamis (11/5/2023).
Yogen Heroes Baruno mengatakan jumlah tersebut diperkirakan akan lebih banyak karena ada korban lain yang melapor di Polres lainnya. Meski demikian, belum diketahui jumlah pasti kerugian yang disebabkan modus penipuan tersebut.
Modus Operandi Pelaku
Dari beberapa korban yang melapor, mereka mengatakan mulanya diundang melalui grup WhatsApp kemudian berlanjut ke Telegram. Setelah itu, korban diberikan tugas untuk memencet Like dan Subscribe video YouTube.
“Awalnya itu karena di group WhatsApp itu banyak orang di situ, kemudian bergabung di group Telegram juga banyak. Di situ banyak yang memancing ternyata enak nih ada keuntungan segala macam. Akhirnya beberapa korban tertarik untuk ikut,” ujarnya.
Saat itu para pelaku memberikan komisi kepada korban, tapi mereka harus membayarkan deposit terlebih dahulu. Karena tergiur korban pun dibujuk untuk meningkatkan jumlah depositnya hingga puluhan juta. Alih-alih mendapat komisi, pelaku lantas menghilang dengan uang tersebut.
“Korbannya disuruh download aplikasi, mengerjakan tugas, berhasil dikasih duit. Awalnya puluhan ribu ratusan ribu. Disuruh upgrade, kirim ke nomor rekening yang dicantumkan,” katanya.
“Setelah diupgrade sampai puluhan juta dibuat grup kecil kecil lagi, lebih khusus lagi isinya 5-6 orang, yang jelas puluhan juta. Di situ terungkap bahwa terlapor setelah dapat puluhan juta melarikan diri,” imbuhnya.
Editor : Budiman S Faktadetail.com