Program Ganti Meteran Listrik Rumah Tangga ke Digital, Diminta Legislator Gratis dan Transparan

Anggota Komisi VII Rofik Hananto

PLN harus menyiapkan mitigasi bagi karir 60 ribu pekerja pencatat meteran, jangan sampai terjadi lay off besar-besaran yang merugikan karyawan PLN. Perlu adanya persiapan dari sekarang, mau dikemanakan 60 ribu karyawan PLN.

JAKARTA | Faktadetail.com – Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto mengapresiasi inovasi penggunaan Smart Meter AMI oleh PLN. Meteran tersebut nantinya akan mengganti meteran konvensional yang saat ini terpasang di banyak rumah tangga.

“Kami (Fraksi PKS), mengapresiasi inovasi penggunaan Smart Meter AMI oleh PLN, karena memungkinkan untuk mengefisiensikan penggunaan energi listrik oleh pelanggan,” ujar Rofik dalam RDP (Rapat Dengar Pendapat) Komisi VII DPR RI dengan Dirut PLN, di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Meski demikian, ia minta agar pada proses perubahan meteran konvensional menjadi meteran digital ini dilakukan secara transparan dan tidak ada penyelewengan penggunaan anggaran baik dari PLN maupun pihak terkait. “Saya meminta semua proses pengadaan peralatan dan implementasinya di lapangan dilakukan secara transparan agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran di PLN,” pintanya.

Tidak hanya itu, politisi dari Dapil Jateng VII tersebut juga meminta kepada PLN agar mensosialisasikan terlebih dahulu kebijakan ini kepada masyarakat luas. Hal itu semata untuk mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman dalam implementasi inovasi ini. Sekaligus agar masyarakat mengetahui manfaat dari penerapan meteran digital ini di rumah mereka.

Selain itu, ia juga berharap implementasi inovasi ini tidak memungut biaya sama sekali kepada masyarakat. Sehingga tidak memberatkan masyarakat kecil terutama pedesaan yang sampai saat ini masih belum memiliki meteran listrik sebagaimana mestinya.

“Saya juga meminta PLN melakukan sosialisasi program ini dengan baik agar masyarakat mengetahui manfaat dari sistem tersebut, terutama pemasangannya yang dilakukan dengan gratis, tanpa ada biaya sama sekali dari pelanggan,” tegasnya.

Namun, Rofik juga mempertanyakan bagaimana nasib pekerja pencatat meteran PLN yang berjumlah sekitar 60 ribu pegawai. Rofik meminta PLN untuk menyiapkan rencana pengkaryaan ribuan pegawai tersebut.

“Program AMI dilaksanakan dalam kurun waktu 10 tahun dari sekarang, PLN harus menyiapkan mitigasi bagi karir 60 ribu pekerja pencatat meteran, jangan sampai terjadi lay off besar-besaran yang merugikan karyawan PLN. Perlu adanya persiapan dari sekarang, mau dikemanakan 60 ribu karyawan tersebut,”pungkasnya.

Sebagaimana dijelaskan PLN dalam RDP tersebut, Smart Meter ‘Advanced Metering Infrastructure’ (AMI) merupakan meteran digital yang akan menggantikan meteran konvesional, sebagai upaya transformasi layanan kelistrikan digital dari PLN.

AMI akan mempermudah pengukuran penggunaan listrik konsumen. Melalui pengukuran konsumsi listrik yang akurat, otomatis, dan realtime monitoring, akan meminimalisir potensi kesalahan pencatatan akibat human error, mencegah kecurangan transaksi listrik, serta manajemen demand yang lebih efisien.

Manfaat lainnya, pelanggan tidak dirugikan lagi karena kesalahan pencatatan, gangguan dapat terdeteksi lebih dini, serta recovery dan pelayanan yang lebih cepat. Terkait implementasi AMI ke rumah tangga, PLN menargetkan 1,2 juta pelanggan secara nasional yang dibagi dalam beberapa klaster pemasangan. (Parlementeria)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *